Apa Itu Sertifikasi ISO, Untuk Siapa dan Mengapa?
Sertifikasi ISO bisa dipakai untuk menyediakan pelanggan prospektif dengan validasi mandiri atas kecocokan satu organisasi. Beberapa pakar mengaku jika kepatuhan tidak sama dengan keamanan. Tetapi, bertambahnya kekritisan teknologi dalam membuat kerja sama usaha yang digabungkan dengan bertambahnya konsentrasi pelanggan pada pelanggaran data memiliki arti organisasi harus mendapati langkah untuk menurunkan ketakutan pelanggan. Dengan begitu, kepatuhan menawarkan langkah baru ke client untuk memakai kontrol organisasi sebagai ukuran untuk kepuasan pelanggan di masa depan.
Apa Itu Sertifikat ISO?
Daftar Isi
Di tahun 1946, dua puluh lima negara mengirimi delegasi ke Institute of Civil Engineers di London yang memilih untuk membangun organisasi baru yang disebutkan Organisasi Standar Internasional yang hendak membuat dan menyatukan standard industri.
Apa Saja Tipe Sertifikasi ISO?
Standard ISO berpengaruh pada beragam industri. Walau mereka tidak masukkan hukuman yang diputuskan dalam syarat ketentuan, menjumpainya tawarkan kesempatan untuk perusahaan IT untuk beradaptasi dengan beberapa ketentuan. Untuk mereka yang ingin membuat program TI, tiga standard ISO khusus membantu mengatur kepatuhan. Di bagian TI, ISO 27001, ISO 31000, dan ISO 9001.
Apa Standard ISO 27001 Itu?
Standard ISO 27001 memutuskan syarat industri untuk mekanisme management keamanan info (SMKI). Walau 27000 keluarga menyatukan lebih dari selusin standard yang lain, organisasi yang coba sertifikasi ISO mulai membuat mekanisme management.
ISO 27001 khususnya fokus pada konservasi kerahasiaan, kredibilitas, dan tersedianya info sebagai sisi proses dari management resiko. Karenanya, dia berniat untuk menawarkan keyakinan ke pelanggan hilir dan hulu. Sertifikasi membutuhkan dua tahapan inspeksi. Pada tahapan pertama, auditor kumpulkan dokumentasi dan tentukan apa ISMS organisasi siap untuk tahapan inspeksi selanjutnya.
Tetapi, untuk melalui tahapan audit awalnya, organisasi harus membuat dokumentasi terhitung ruang cakup ISMS mereka, peraturan keamanan info, penilaian resiko dan metodologi pengatasan resiko, pengakuan implementasi, gagasan perawatan resiko, laporan penilaian resiko, pengertian detil peranan dan tanggung-jawab keamanan info, inventaris asset, peraturan pemakaian yang bisa diterima, peraturan kontrol akses, proses operasi, beberapa prinsip eksperimen mekanisme yang aman, peraturan keamanan penyuplai, proses management kejadian, proses keberlanjutan usaha, dan syarat kepatuhan.
Apa Itu Standard ISO 31000?
ISO 31000 menetapkan pedoman untuk turut serta dalam management resiko perusahaan (ERM). Pendekatan proses management resiko mensyaratkan jika management eksekutif dan Dewan Direksi mengevaluasi kekuatan dan peluang teror hingga mereka bisa membuat kontrol untuk kurangi resiko.
Auditor memandang kecukupan ERM untuk sertifikasi membutuhkan dokumentasi jika management turut serta dalam pendekatan komponen proses, konsep pendekatan management resiko, atau pendekatan mode kematangan pada resiko. Institute of Intern Auditor (IIA) mendata jika walau tutorial penilaiannya sesuai dengan 31000, rangka kerja lain mungkin pas dengan syarat ISO.
Apa Itu Standard ISO 9001?
ISO 9001 memberikan dukungan mereka yang berusaha untuk memperoleh sertifikasi ISO 31000 dan 27001 dengan memutuskan syarat untuk mekanisme management kualitas (SMM). Mekanisme management kualitas mendokumenkan proses, prosedur, dan tanggung-jawab atas kualitas dan arah pengendalian. Sementara ISO 9001 berlaku untuk industri apa saja yang memerlukan kontrol kualitas untuk pembaruan terus-menerus, dia menawarkan sudut pandang unik untuk operator dan kepatuhan.
Standard management ini konsentrasi pada jalur kerja yang menyatukan design, membuat, menebarkan, mengatur, menghitung, mengevaluasi, dan tingkatkan. Siapa saja di dev ops akan mengenal ini tentang gesit. Audit ISO 9001 menyatukan tiga tipe tinjauan: produk, proses, dan mekanisme.
Daftar panjang dokumentasi yang dibutuhkan meliputi info wajib dan tidak wajib. Daftar dokumen harus meliputi proses pengaturan dokumen, proses pendataan, proses audit intern, pengaturan proses ketidaksamaan, proses perlakuan korektif, dan proses perlakuan penangkalan. Walau sebelumnya tidak berasa terlalu berlebih, masing-masing kelompok itu memberikan dokumen tambahan yang dibutuhkan untuk menunjukkan proses itu jalan.
Apa Pentingnya Sertifikasi ISO?
Kecocokan ISO berlainan dari sertifikasi. Kecocokan berarti jika organisasi sudah memilih untuk menunjukkan kepatuhannya pada standard ISO. Tiap perusahaan bisa memutuskan untuk masukkan kepatuhan ISO sebagai bagian dari proses usahanya. Contoh kecocokan ISO terhitung membuat SMM atau lakukan audit intern.
Sertifikasi ISO memberikan pelanggan hilir dan hulu klarifikasi yang dibutuhkan untuk tawarkan keyakinan mengenai kualitas, kontrol, dan management info. Sertifikasi memperlihatkan kecocokan dengan standard ISO. Disamping itu, sertifikasi menunjukkan pada pihak luar jika organisasi penuhi QMS, penilaian resiko, atau syarat ISMS yang sudah diputuskan oleh satu tubuh ahli. Dengan adanya banyak standard ISO yang dicatat, itu menyaratkan jika tiap pernyataan sertifikasi harus detil berkenaan standard ISO yang disertifikasi oleh satu organisasi. Bukannya mendatangkan ke client sebagai “Sertifikasi ISO,” misalkan, perusahaan harus menulis “Sertifikasi ISO: 9001: 2015” atau “Sertifikasi ISO 9001: 2015.”
Disamping itu, karenanya banyak proses audit, sertifikasi ISO memungkinkannya organisasi untuk memakai opini mandiri penilai faksi ke-3 sebagai bukti kepatuhan. Kemandirian ini hilangkan subjektivitas yang kerap diibaratkan dalam penilaian diri dan quesioner yang dijawab sendiri.
Apa Yang Diakreditasi ISO?
ISO membuat standard tapi tidak turut serta dalam sertifikasi atau mengeluarkan sertifikat. Komite Penilaian Kecocokan (CASCO) mereka memutuskan standard yang berkaitan dengan proses sertifikasi yang dipakai oleh instansi sertifikasi. Dalam kata lain, CASCO tentukan standard yang perlu dipatuhi oleh penilai faksi ke-3 untuk tentukan jika perusahaan penuhi standard sertifikasi ISO.
Legalisasi ISO Berlainan Dengan Sertifikasi ISO
Untuk memperoleh sertifikasi ISO, pihak ketiga yang mandiri harus mengevaluasi peraturan, proses, dan dokumentasi organisasi. ISO menyebutkan pihak ketiga ini sebagai “instansi sertifikasi.” Ketika menentukan satu, perusahaan harus mengevaluasi apa instansi sertifikasi mengaplikasikan standard CASCO yang berkaitan dan tentukan apa tubuh itu terakreditasi.
Organisasi tak perlu beranggapan jika badan yang tidak terakreditasi tidak mempunyai kekuatan. Tetapi, legalisasi Jasa Sertifikasi ISO menunjukkan verifikasi kapabilitas mandiri.
Simpelnya, badan terakreditasi sudah jalani pantauan mandiri untuk menunjukkan jika mereka penuhi standard CASCO hingga mereka bisa membuat organisasi yang mereka evaluasi penuhi standard ISO.