Jenis-jenis Bahaya Pekerjaan di Ketinggian
Bahaya adalah segala sesuatu termasuk sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya. Karena hadirnya bahaya maka diperlukan upaya pengendalian agar bahaya tersebut tidak menimbulkan akibat yang merugikan.
Jenis-jenis bahaya itu antara lain diklasifikasikan sebagai berikut :
Bahaya Mekanis
Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda yang bergerak dengan gaya mekanika baik yang digerakkan secara manual maupun dengan penggerak. Misalnya mesin gerindra, bubut, potong, press, dan tempa. Bagian yang bergerak pada mesin mengandung bahaya seperti mengebor, memotong, menempa, menjepit, menekan dan bentuk gerakan lainnya. Gerakan mekanis ini dapat menimbulkan cidera atau kerusakan seperti tersayat, terjepit, terpotong dan terkelupas.
Pada pekerjaan di ketinggian terdapat juga bahaya mekanis, misalnya dari peralatan mekanis yang digerakkan dengan mesin yang digunakan sebagai sarana untuk pekerjaan di atas ketinggian, alatnya berupa forklift yang dilengkapi lantai kerja (platform). Kalau pekerja tidak berhati-hati ketika berada di forklift bisa menyebabkan kecelakaan yaitu terjatuh dari ketinggian.
Bahaya Listrik
Sumber bahaya yang berasal dari energi listrik. Energi listrik dapat mengakibatkan berbagai bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, dan hubungan singkat. Di lingkungan kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik dari jaringan listrik mapun peralatan kerja atau mesin yang menggunakan energi listrik. Apalagi bahaya listrik pada ketinggian, ketika pekerja tersengat listrik pada saat bekerja pada ujung bangunan dapat menyebabkan kecelakaan kerja yang berakibat fatal, seperti terjatuhnya pekerja yang berujung pada kematian.
Bahaya Kimiawi
Jenis bahaya yang bersumber dari senyawa atau unsur atau bahan kimia. Bahan kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai dengan sifat dan kandungannya. Banyak kecelakaan terjadi akibat bahaya kimiawi, begitu juga pada pekerjaan di ketinggian. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia antara lain, keracunan oleh bahan kimia yang bersifat racun, iritasi oleh bahan kimia yang memiliki sifat iritasi seperti asam kuat, kabakaran dan ledakan. Polusi dan pencemaran lingkungan. Ketika terjadi ledakan atau kebakaran pada ketinggian tertentu dan pekerja sulit untuk menyelamatkan diri, kemungkinan mereka akan loncat atau terjun ke bawah.
Bahaya Fisik
Bahaya yang berasal dri faktor-faktor fisik ialah seperti, bising, tekanan, getaran, suhu panas atau dingin, cahaya atau penerangan, dan radiasi dari bahan radioaktif (sinar UV atau infra merah). Pada pekerjaan di ketinggian bahaya fisik misal kebisingan dan penerangan dapat menyebabkan kecelakaan kerja ketika 20 pekerja sedang berada diatas ketinggian, kurangnya penerangan membuat pekerja tidak bisa jelas melihat lubang atau tidak hati-hati ketika menaiki tangga dan akibatnya bisa membuat pekerja terjatuh maupun terpeleset dari ketinggian bangunan.
Bahaya Biologis
Di berbagai lingkungan kerja terdapat bahaya yang bersumber dari unsur biologis seperti flora fauna yang terdapat di lingkungan kerja atau berasal dari aktifitas kerja. Potensi bahaya ini ditemukan dalam industri makanan, farmasi,
pertanian, pertambangan, minyak dan gas bumi. Beberapa bahaya yang ada pada saat bekerja pada ketinggian antara lain terjatuh (falling down), terpeleset (slips), tersandung (trips), dan kejatuhan material dari atas (falling object). Dari keempat bahaya yang ada, yang merupakan faktor penyebab terbesar cidera berat adalah terjatuh dari ketinggian.
Bekerja dalam posisi di ketinggian memang memerlukan penanganan khusus yang dikarenakan kondisinya yang tidak lazim. Pada dasarnya ada 4 terpenting yang harus diperhatikan dalam menangani pekerjaan pada posisi di ketinggian yaitu: pelaku atau pekerja, kondisi lokasi (titik atau lokasi pekerjaan), teknik yang digunakan, dan peralatan.
Bekerja pada ketinggian menuntut para pekerja untuk mengetahui bagaimana pekerja dapat melakukan pekerjaannya pada ketinggian dalam keadaan safety, menguasai lokasi pekerjaan terutama mengenai tingkat risiko yang dapat ditimbulkannya, memiliki teknik yang dapat mengantisipasi risiko bekerja di ketinggian serta didukung peralatan safety yang 21 disesuaikan dengan kebutuhan atau spesifikasi pekerjaan yang akan dilakukan. Namun demikian, hal yang terpenting dalam melakukan suatu pekerjaan adalah kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan.