Standard Baru ISO 45003, Tegaskan Pentingnya Mengurus Kesehatan Psikologis di Tempat Kerja
ISO 45003 ialah standard baru yang mempunyai tujuan untuk memberi suport yang lebih bagus sekitar permasalahan keselamatan dan kesehatan psikologis pada tempat kerja.
Seperti kita kenali, tahun 2020 ialah tahun di mana banyak karyawan dan perusahaan alami tekanan, depresi, dan ketakutan karena wabah Covid-19. Ini memperlihatkan pentingnya prosedur khusus sekitar pengelolaan kesehatan mental dan psikologis pada tempat kerja.
Pada Juni 2020, 136 pakar keselamatan dan kesehatan kerja (K3), peserta di 41 negara, dan 6 organisasi internasional turut serta dalam pengaturan dan peningkatan draf ISO 45003. Lalu, apakah itu standard ISO 45003? Kenapa standard ISO terkini ini penting diaplikasikan?
Apa Itu ISO 45003?
Daftar Isi
ISO 45003 ialah standard global pertama kali yang memberi tutorial ringkas dalam mengurus kesehatan psikologis pada tempat kerja. ISO terbaru ini memberi tutorial mengenai management resiko psikososial, sebagai bagian dari mekanisme management keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
Standard ini memberi tutorial mengenai:
- Bagaimana mengenali keadaan, kondisi, dan tuntutan pada tempat kerja yang mempunyai potensi mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan psikologis karyawan
- Bagaimana mengenali aspek terpenting resiko psikososial dan memandang resiko-risiko itu untuk tentukan pembaruan apa yang dibutuhkan untuk tingkatkan lingkungan kerja yang aman dan sehat
- Bagaimana mengenali dan mengatur bahaya berkaitan pekerjaan dan mengurus resiko psikososial dalam mekanisme management K3.
ISO 45003, Occupational health and safety manajemen — Psychological health and safety at work: managing psychosocial risks — Guidelines mendeskripsikan kesejahteraan pada tempat kerja sebagai “pemenuhan fisik, mental, dan kognitif keperluan dan keinginan seorang karyawan berkaitan dengan pekerjaan mereka”. Pemenuhan bisa disimpulkan sebagai “perolehan dari suatu hal yang diharapkan, dijanjikan, atau diprediksikan”.
Keperluan dan keinginan berkaitan fisik, mental, dan kognitif memiliki arti jika karyawan bukan hanya tetap harus sehat dan aman pada tempat kerja, tapi juga harus mempunyai kemampuan untuk belajar dan berkembang dan untuk capai itu, karyawan harus terlepas dari semua wujud diskriminasi, penindasan, atau penghinaan.
Standard ISO 45003 Ditujukan Untuk Siapa?
- ISO 45003 berlaku untuk semua ukuran dan bidang organisasi untuk pengembangan, implikasi, perawatan, dan pembaruan berkepanjangan tempat kerja yang aman dan sehat.
- ISO 45003 direncanakan untuk menolong semua organisasi yang jalankan mekanisme management K3 berdasar ISO 45001.
Standard ini bisa juga dipakai untuk organisasi yang masih belum mengaplikasikan mekanisme management K3. - ISO 45003 sekarang ini ada pada step draf ((Draft International Standar (DIS)), yang memiliki arti secara teknis 95% akurat, hingga konten inti tidak berubah.
- Ini memiliki arti jika organisasi mulai dapat memakai standard ISO 45003 dimulai dari sekarang ini untuk menolong membuat perlindungan dan memberikan dukungan karyawan dari masalah mental yang ada pada tempat kerja.
Kenapa ISO 45003 Penting Untuk Perusahaan Anda?
Kesehatan pada tempat kerja tak terbatas pada keselamatan dan kesejahteraan fisik. Depresi dan ketakutan karena wabah Covid-19 berpengaruh kesemua orang. Karyawan di sektor mana saja dapat dipengaruhi oleh ketidakjelasan yang ada dan karena itu lingkungan kerja mereka berperanan penting dalam kurangi ini.
Mengetahui ini, ISO sedang meningkatkan standard pelengkap ISO 45001 yang mengulas kesehatan psikologis, yang terkait dengan pengendalian resiko keselamatan dan kesehatan psikososial dalam mekanisme management K3. Standard ini akan mengutamakan pada kesehatan psikis karyawan.
Sekarang ini, mendukung kesehatan mental di dalam organisasi sangat penting. Selain menolong organisasi membuat lingkungan kerja yang positif, proses kerja untuk mengelola kesehatan serta keselamatan psikologis dapat menolong meningkatkan ketahanan organisasi Anda dan tingkatkan performa dan keproduktifan.
Manfaat yang lain dari standard ISO 45003, meliputi:
- Tingkatkan keterlibatan karyawan dalam ambil keputusan
- Tingkatkan recruitment, penyimpanan, dan keberagaman
- Tingkatkan keterlibatan karyawan
- Tingkatkan inovasi
- Kurangi tingkat absensi atau ketidakhadiran karena depresi pada tempat kerja, kecapekan, kekhawatiran, dan stres
- Kepatuhan pada hukum.
Standard ISO 45003: Resiko Psikososial di Tempat Kerja Sepanjang Wabah dan Penanganannya
Resiko psikososial ialah resiko non fisik yang bisa muncul karena gabungan dari kemungkinan terjadinya bahaya yang terkait dengan pekerjaan yang memiliki sifat psikososial dan tingkat keparahan cidera atau masalah kesehatan yang diakibatkan tergantung dari bahaya atau resiko yang ada.
Bahaya yang memiliki sifat psikososial bisa meliputi aspek-aspek design kerja, tanggung jawab pekerjaan, management, peradaban sosial pada tempat kerja, dan keadaan organisasi yang mempunyai potensi memunculkan masalah psikis.
Di periode wabah, virus Covid-19 sudah membawa kesehatan mental dan kesejahteraan ke garis depan yang perlu jadi perhatian beberapa pimpinan organisasi.
Lepas dari ukuran dan bentuknya, sebagian besar organisasi condong hadapi permasalahan kesehatan mental dan kesejahteraan yang kompleks di masa kini dan masa depan.
Dan yang paling penting, kecuali untuk organisasi yang telah mengurus permasalahan kesehatan mental secara efektif, ini bisa memberi dampak serius untuk organisasi untuk berusaha hadapi semua ketidakjelasan, masalah ekonomi, dan perubahan langkah kerja yang disebabkan wabah.
Menurut British Standars Institute (BSI), ada faktor-faktor resiko psikososial utama yang biasanya dirasakan, baik oleh organisasi atau karyawan selama wabah Covid-19:
1.Beban kerja: beban kerja yang tinggi atau terlampau rendah; susah menyesuaikan dengan teknologi/perlengkapan/pekerjaan baru.
Penanganan:
Perusahaan memberi beban kerja yang sesuai ketrampilan dan kemampuan pekerja; perusahaan memberi pelatihan; karyawan menyusun prioritas pekerjaan yang perlu diprioritaskan dan diundur.
2. Jam dan kecepatan kerja: Jam kerja panjang; pengubahan agenda/shift kerja tidak terduga; kecepatan kerja yang intensif.
Penanganan:
Memberi jam dan waktu kerja yang fleksibel (disesuaikan dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku); memberi deadline pekerjaan yang wajar sesuai jumlahnya pekerjaan; menggerakkan karyawan selalu untuk mengatur pekerjaan yang mereka kerjakan; mendorong karyawan untuk istirahat dengan teratur seperti ketentuan yang berjalan.
3. Peranan yang tidak jelas: peluang peranan baru; minimnya kepastian job desk.
Penanganan:
Memberi info yang pasti ke karyawan berkaitan peranan dan tanggung jawab mereka, apa yang diinginkan, dan kontribusi apakah yang dibutuhkan.
4. Minimnya kontrol: pengubahan langkah kerja yang cepat; rendahnya kuasa/tanggung jawab yang diberi atasan; tidak diikutsertakan dalam ambil keputusan.
Penanganan:
Mempunyai mekanisme atau proses yang memungkinkan karyawan untuk menyampaikan tiap konflik atau permasalahan yang ada berkaitan peranan dan tanggung jawab dalam pekerjaan mereka; bekerja bersama untuk mendapati solusi; memungkinkannya karyawan untuk turut serta dalam ambil keputusan berkaitan dengan pekerjaan mereka; memberi training berkaitan mekanisme/langkah kerja.
5. Minimnya suport sosial: jarak fisik dan sosial; kerja jarak jauh (remote working) atau bekerja di dalam rumah (work from home); jalani isolasi; skema komunikasi yang buruk.
Penanganan:
Sama-sama menegur atau share cerita positif lewat media sosial, pesan singkat, telephone, video call/conference; bicarakan kecemasan dan kekhawatiran ke orang yang bisa dipercayai.
6. Ketidakamanan melakukan pekerjaan: ketidakjelasan ekonomi; kehilangan pekerjaan.
Penanganan:
Menggerakkan untuk dialog terbuka; bekerja bersama untuk mendapati solusi; pimpinan dan karyawan memiliki sifat terbuka dan share info lebih cepat.
7. Peningkatan profesi: Minimnya peluang promo atau kesempatan peningkatan profesi; minimnya penghargaan dan pengakuan kerja.
Penanganan:
Share info mengenai training dan peningkatan sumber daya; menggerakkan pendampingan dan pembimbingan.
8. Barisan karyawan khusus: misalkan petugas kesehatan.
Penanganan: Sama-sama bercerita dan dengarkan kekhawatiran atau kecemasan rekanan kerja; tawarkan tindakan keamanan tambahan untuk kelompok rentan; berlaku suportif dan fleksibel.