Keutamaan Public Speaking untuk Praktisi K3
Sebagai praktisi K3/HSE yang berperanan sebagai “advisor” pasti nya di tuntut untuk kuasai pengetahuan komunikasi secara verbal. Saat lakukan Tool Box Talk harus sampaikan beberapa pesan keselamatan, kesehatan atau rumor lain nya sesuai kondisi waktu itu. Bahkan juga saat melakukan observasi kita dituntut agar bisa berkomunikasi non-verbal supaya efektif.
Pemakaian dan pengaturan kalimat yang efektif dan efesien benar-benar memengaruhi proses pengutaraan informasi, sudah pasti ini harus disokong oleh gerakan tubuh, mimik muka dan intonasi suara saat melakukan pidato. Factor yang juga sangat penting lain nya ialah lingkungan saat pidato, alat bantu yang ada dan situasi fisik peserta/audiens. Harus diingat, proses TBT ialah di luar ruang dan peserta dalam kondisi berdiri dan tidak tutup kemungkinan masih ada yang mengantuk.
Untuk mereka yang sudah terlatih melakukan Pidato/Public Speaking, tentu saja ini sebagai proses yang gampang dan akan mengalir dengan sendiri nya sesuai style/identity masing-masing. Terus, bagaimana dengan mereka yang masih belum terlatih dengan melakukan pidato/public speaking?
Berikut berberapa anjuran dan saran yang bisa kami beri pengalaman dari sebagai trainer/peserta/aktor Disaster Manajemen dan Response. Pasti nya berawal dari referensi bacaan lainnya.
Materi / Topik
Daftar Isi
Tentukan topic yang enteng dan mudah sebagai langkah pertama. Ini diperlukan untuk mengangkat rasa percaya diri.
Kuasai materi ulasan dengan membaca bermacam rujukan berkali-kali sehingga betul-betul memahami intisari materi itu.
Bacalah dengan suara normal untuk latih vokal dan intonasi
Pakai kalimat atau kata-kata yang yang simpel supaya gampang diolah dan juga harus diingat mengenai background pendidikan pendengar/audiensi. Jauhi pemakaian jargon yang kita sendiri juga kurang memahami nya untuk menghindar bias.
Materi ulasan sebaik nya berdasar peristiwa yang sebenar dari beberapa kasus saat sebelum nya atau info terkini mengenai sebuah gossip. Jauhi yang memiliki sifat pendapat maupun hayalan.
Gerakan dan Intonasi Suara
Bodi Language atau bahasa tubuh benar-benar punya pengaruh dalam sebuah proses pidato. Pendengar/peserta akan fokus penuh pada 20 menit pertama, manfaat kan event ini dengan efektif untuk mengundang perhatian mereka.
Kerjakan contact mata dengan pendengar secara berganti-gantian (scanning mode) untuk memberi perhatian dan penghargaan ke peserta. Jauhi konsentrasi pada sauatu benda seperti lantai, plafon, meja dan lain sebagai nya. Dan yang paling penting tidak boleh konsentrasi pada satu orang tertentu yang bisa menyebabkan mis-interpretasi.
Pakai gerakan tangan untuk menegaskan sebuah pesan atau bisa menggunakan alat tolong, tetapi tidak berlebihan.
Tunjukkan mimik muka yang bersahabat dan hangat untuk memperoleh rasa yakin dan tanggapan balik dari peserta.
Yakinkan suara kita terdengar kesemua peserta tanpa atau dengan alat bantu sekalipun, tetapi tidak boleh terlalu berlebih.
Lantun kan kalimat secara jelas dan teratur dan tidak buru buru.
Mengatur tinggi rendah dan intonasi suara supaya tidak monoton, khususnya pada beberapa hal penting secara tegas dan diulang sampai 2 – 3 kali
Kurang optimis dan grogi ialah tantangan pertaman yang perlu dikuasai seorang public speaker, tidak gampang tetapi bukan mustahil. Jika step awalnya ini sudah dilewati karena itu rintangan lain nya akan Berasa gampang. Berikut anjuran dan saran bagaimana kuasai rasa kurang percaya diri dan gugup;
Saat sebelum tampil
Kuasai materi yang akan dikatakan dengan baik
Bila dibutuhkan, pakai alat bantu yang terkait dengan topik, tetapi tidak boleh sepenuh nya tergantung pada alat bantu.
Latihan dengan bahagia. Ajak rekan atau keluarga jadi pendengar, meminta kritikan dan anjuran untuk perbaikan saat pidato, atau pakai cermin untuk memandang diri kita.
Ketika akan tampil
Periksa kembali penampilan uniform/seragam kerja yang dipakai, kebersihan muka, PPE yang dipakai dan alat bantu lain nya pada kondisi siap dipakai.
Kerjakan olahraga enteng untuk melancarakan peredaraan darah dan menstabilkan detak jantung untuk kurangi rasa grogi.
Minum satu gelas air untuk rileksasi. Harus dipahami jika air mempunyai karakter yang menentramkan dan benar-benar bagus untuk relakasasi pasti nya bisa menolong menurunkan rasa cemas dan grogi.
Ambil napas dalam dan panjang sekitar 3 kali untuk memberi oksigen segar ke organ otak.
Angap saja jika pendengar/peserta tidak pahami mengenai topic yang dikatakan dan cuman anda saja yang kuasai info itu.
Saat tampil
Tampil senyum dan ceria untuk memperoleh perhatian peserta. Saat menyampaikan pidato/presentasi, anda ialah sorotan seluruh orang, peserta akan menanti pesan apa yang bakal anda berikan. Di sini lah kualitas penampilan kita keseluruhannya ditentukan.
Saat berdiri di depan dan bicara, anda ialah seorang bintang yang selalu ditunggukan oleh pendengar. Apa saja kalimat yang anda katakan akan jadi rujukan dan referensi dari rekan-rekan karyawan. Jika bisa sampaikan pidato secara baik dan bisa diterima oleh seluruh orang dengan senang hati ketika itu anda sebagai speaker telah memperoleh rasa hormat dari pendengar.
Begitu sepintas mengenai public speaking untuk praktisi K3 yang bisa anda menjadikan rujukan. Mudah-mudahan berguna.