Listrik, Panas dan Ketinggian: Tutorial Hadapi Tiga Faktor Resiko ini di Proyek
Pekerjaan konstruksi memanglah tidak pernah terlepas dari konsekuensi risiko kecelakaan kerja salah satunya ialah pekerjaan yang terkait dengan kelistrikan, pekerjaan panas dan ketinggian.
Pekerjaan Electrical atau Listrik
Bahaya listrik dibagi jadi dua, yakni bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer sebagai tipe bahaya yang disebabkan karena listrik langsung seperti sengatan listrik, kebakaran atau bahaya ledakan. Sedang bahaya sekunder ialah bahaya yang disebabkan listrik secara tidak langsung, seperti tubuh terbakar, jatuh dari satu ketinggian, dan lain-lain.
Imbas dari sengatan listrik ini dapat mengakibatkan gagal kerja jantung dan masalah pernapasan karena kontraksi luar biasa yang dirasakan oleh paru-paru. Beberapa faktor pemasti keseriusan karena sengatan listrik dapat disaksikan dari besarnya arus listrik yang mengucur pada tubuh, pelintasan saluran arus pada tubuh, dan lama waktu sengatan.
Untuk meminimalkan berlangsungnya masalah, dibutuhkan mekanisme penyelamatan pada bahaya listrik. Pertama, penyelamatan pada tegangan sentuh yang terbagi dalam isolasi pengaman yang ideal, merintangi akses/contact langsung, memakai enclosure, pemisah, atau penghambat, memakai perlengkapan interlocking, memakai MCB (Miniature Sirkuit Breaker) sebagai mekanisme perlindungan instalasi listrik, memakai lampu standard pencahayaan di atas lapangan, pastikan semua perlengkapan kerja pada keadaan aman, tidak memakai kabel ikatan, steker, dan pastikan jika setop kontak yang dipakai harus sesuai standard peraturan kelistrikan (SNI)
Mekanisme penyelamatan yang kedua ialah penyelamatan pada tegangan sentuh yang terbagi dalam pentanahan (grounding sistem) dan pastikan jika semua panel listrik harus dilengkapi dengan ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker).
Pekerjaan Panas
Pekerjaan panas seperti pengelasan, pemangkasan, dan semacamnya, berpotensi bahaya ledakan atau kebakaran, tersengat listrik, atau masalah kesehatan dari gas yang dibuat. Ketetapan umum dalam pekerjaan panas untuk menghindar kekuatan bahaya yang diakibatkan yakni Pertama, pastikan jika tempat dilakukan pekerjaan panas harus bebas berbahan yang gampang terbakar.
Kedua, perlengkapan dan aksesori pada tempat kerja harus dilapis perlindungan. Ketiga, APAR dan perlengkapan pengendalian kebakaran harus ada di tempat kerja panas. Paling akhir, saat sebelum lakukan pekerjaan, semua perlengkapan harus dilihat lebih dulu buat pastikan jika perlengkapan aman untuk dipakai. Karyawan harus memakai Alat Perlindungan Diri (APD) yang tepat.
Pekerjaan di Ketinggian
Ada banyak hal yang penting jadi perhatian untuk pekerjaan pada ketinggian yang mempunyai resiko jatuh dan keruntuhan. Pertama, karyawan harus lengkapi pekerjaan dengan surat ijin kerja (work permit) dan pastikan syarat telah dipenuhi. Ke-2 ,pastikan semua karyawan ikuti toolbox meeting dan sedang pada keadaan fit to work.
Di lokasi kerja, tinggi hebat rails pada pagar pengaman di antara 39 dan 45 inch dan tinggi toe board minimal 3 1/2 inch dan sanggup meredam beban 90 kg arah ke bawah atau arah ke luar. Yakinkan untuk menempatkan tangga pada dasar yang kuat, kemiringan yang betul dan keadaannya terlilit. Lantai dan lubang shaft harus juga diproteksi dengan penutup yang kuat.
Karyawan harus memakai APD yakni full bodi harness yang dihubungkan pada media yang kuat atau titik aman pengait seperti lifeline, lanyard, atau self retracting lanyard. Disamping itu, petugas yang mumpuni dibutuhkan untuk lakukan peninjauan secara periodik pada kelengkapan kerja seperti full body harness, tali absorber, lifeline dan fall arrester. Paling akhir, mempertimbangkan keadaan cuaca yang bisa mencelakakan keselamatan dan kesehatan karyawan.
Buat menghindar resiko kecelakaan kerja di lokasi proyek, Tutorial Hadapi Tiga Faktor Resiko ini perlu dimengerti oleh tiap karyawan untuk memprioritaskan keamanan dan keselamatan kerja.